Mohon tunggu...
ELGIESHI
ELGIESHI Mohon Tunggu... Sales - Youtuber belajar nulis

Seorang youtuber yang merindukan menulis. Menulis itu adalah ungkapan hati yang di sampaikan melalui tulisan. Semoga bisa bermanfaat bagi semua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilihan Pahit di Saat Sulit

16 Mei 2020   22:01 Diperbarui: 16 Mei 2020   22:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Virus Corona yang lebih kita kenal dengan Covid 19, penyebarannya kian hari kian dahsyat. Peak puncak belum tercapai, dan grafik penambahan kasus positif dan yang meninggal tidak kunjung menunjukan hasil yang menggembirakan. Untungnya kita masih bisa sedikit terhibur dengan jumlah yang sembuh dari virus ini.

Virus Corona yang gejala awal seperti radang tenggorokan dan bisa berlanjut menjadi pneumonia atau radang paru-paru, penyebarannya sangat luarbiasa cepat, dan jika sudah terserang dalam waktu singkat akan menyebabkan kematian, karena fungsi paru yang tidak bisa mnegembang karena adanya cairan di selaput paru.

WHO pernah menyatakan bahwa virus ini tidak akan pernah habis sebelum benar-benar ada vaksin untuk menangkalnya. Sedangkan saat ini banyak negara berlomba-lomba untuk menguji dan menciptakan vaksin dengan berbagai cara.

Kelihatannya sepele, beberapa orang meremehkan daya hancur virus Corona ini. Dan akhirnya dari epidemi menjadi pandemi. Semua negara tidak pernah siap menghadapi ini, dan tidak pernah masuk perhitungan para Kepala Negara manapun.

Semua sektor terkena imbas virus ini. Virus ini mempunyai kekuatan seperti efek domino, yang menghancurkan sambung menyambung.

Gara-gara Corona banyak sekali karyawan pabrik di liburkan (untuk mencegah penyebaran) bahkan . Pengusaha merugi karena tidak ada pemasukan bisnisnya sehingga akan banyak PHK massal sehingga banyak kemiskinan baru tercipta karenanya, pemerintah merugi karena tidak ada pemasukan pajak. 

Sedangkan jika masuk kerja akan memicu penyebaran semakin cepat, seperti kasus di Jawa Timur di pabrik rokok, terinfeksu massal sampai 63 orang.

Seperti buah simalakama, dimakan bapak mati, jika tidak di makan ibu yang mati. Semua rugi. Tapi pilihan itu tetap harus di pilih. Pilihan pahit di tengah situasi sulit.

Kita berdoa semoga ini cepat berlalu dan normal seperti dahulu.

Salam Elgieshi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun