Mohon tunggu...
Elga Lutfiana Wanti
Elga Lutfiana Wanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Review, Cerpen dan Konten lainnya

Perempuan yang selalu dalam naungan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesadaran

24 November 2024   17:50 Diperbarui: 24 November 2024   18:29 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

realita menyeruduk membabi buta, tak peduli hatiku yang luka dan patah. aku berdiri diambang duka, bersemayam dalam syahdu. aku kalah, mungkin memang begini baiknya. memang seharusnya kuhapuskan segala rasa, bukan terus memaksa dan berkata. silatan itu dengan jeli menggores diri, tawa menjadi tangis, senyum menjadi hampa. perjumpaan ini singkat saja, namun bayangmu masih terasa nyata. karena yang maya adalah rasa. harusnya aku berhenti berusaha, kerana cinta memang tak bisa kau paksa. seolah sadar dari mabuk, kumulai pasrah. jumawa yang kurasa telah tiada. yang tersisa hanya getar, bukan aku orangnya. dan bukan dia orangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun