Mohon tunggu...
Elga Lutfiana Wanti
Elga Lutfiana Wanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Review, Cerpen dan Konten lainnya

Perempuan yang selalu dalam naungan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi : Jelita

25 Mei 2022   19:23 Diperbarui: 25 Mei 2022   19:28 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salahkah aku?
Kerap kali orang mencaciku diam-diam
"Ia cantik, jelas semua orang memujanya"
"Ia cantik, jelas semua orang ingin membantunya"

Salahkah aku?
Salahkan aku yang terlahir demikian?
Haruskah aku, menyembunyikannya.
Agar tak ada lagi yang menatapku demikian,
Penuh hasrat, penuh iri, penuh dengki

Aku si jelita
Yang kadang bingung, menatap topeng manusia
Tuluskah ia?
Jujurkah ia?
Apa maksudnya membantuku?

Mata-mata tertuju padaku
Menatapku dengan berjuta ekspresi
Menyalurkan kengerian yang meremangkan
Menyalurkan trauma dan berbagai kenangan tak mengenakan

Jadi, salahkah aku?

(Tangerang, 25 Mei 2022) 

Terinspirasi dari fenomena sosial, si cantik yang mendapatkan perlakuan istimewa, sampai-sampai aku mendengar dari mulut kawanku sendiri pernyataan bahwa "cantik menyelesaikan masalah". Menurutku tidak demikian, menurutku menjadi cantik saja tidak cukup, cantik tanpa cakap itu seperti plastik yang terbang kesana kemari ditiup angin. Jangan terlena dengan kecantikan, seperti kupu-kupu beberapa kecantikan justru membawa racun.

Aku memberikan sudut pandang si cantik, bagaimana kalau sebenarnya wajahnya justru jadi masalah untuknya? Bagaimana kalau ia pun muak dengan hal-hal yang ia terima karena ia cantik? Bagaimana kalau sebenarnya ia pun bingung membedakan mana tulus mana hanya topeng belaka?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun