Mohon tunggu...
Elga Safitri
Elga Safitri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesesakan Indonesia

5 Juni 2015   20:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

INDONESIA MERAPAT

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat didunia. Dalam peringkat kepadatan penduduk di dunia, Indonesia menduduki posisi ke empat yang penduduknya mencapai 241.452.952 sedangkan posisi ke tiga di raih oleh Negara Amerika Serikat dan yang ke lima adalah Negara Brazil yang tercatat pada tanggal 21 Oktober 2014 lalu. Kepadatan penduduk semakin meningkat dibeberapa wilayah kota besar negara Indonesia, terutama di ibukota Jakarta. Hal ini dipicu oleh persebaran penduduk yang kurang merata diberbagai wilayah Indonesia. Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2000, setiap satu kilometer persegi ( km2 ) di DKI Jakarta didiami lebih dari 12.000 orang. Ini sangat berbeda dengan Provinsi Kalimantan Barat. Disana hanya ada 27 orang yang mendiami wilayah seluas satu kilometer persegi ( km2 ).

Apalagi kepadatan tersebut tidak diimbangi dengan kualitas masyarakat yang tinggi. Pendidikan yang rendah akan mempengaruhi kualitas atau mutu warga negara Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan bertahan dalam pekerjaannya. Masyarakat yang produktif mempengaruhi kualitas negaranya. Semakin banyak yang beproduksi atau bekerja maka semakin rendah angka ketergantungan rakyatnya dan semakin tinggi pula pendapatan perkapita Indonesia. Penyandangan peringkat empat dalam hal kepadatan penduduk mengakibatkan berbagai masalah. Khususnya kemiskinan. Salah satu penyebab kemiskinan yakni tidak seimbangya lapangan pekerjaan yang ditawarkan dengan tingkat warga negara yang produkif. Padahal kekayaan indonesia yang melimpah ruah yang biasa disebut “ Gemah Ripah Loh Jinawi” dari hutan tropis sampai tanah yang subur membentang luas bahkan beberapa menyebutnya Zambrud Khatulistiwa. Hasil laut pun kaya, bukan hanya itu, Indonesia juga diwarnai dengan adat istiadat dan kebudayaan yang kaya. Ada ratusan ribu warisan peninggalan leluhur yang ditinggalakanutuk kita, tapi sayangnya negara ini belum mampu menjaga dan memanfaatkannya dengan baik. Kekayaan yang terlihat berlimpah ini belum mampu mensejahtarakan rakyatnya secara merata sehingga dapat dikatakan Indonesia belum disebut sebagai Negara sejahtera. Salah satu faktornya yaitu karena masyarakat Indonesia masih banyak yang mengaggur. Persoalan ini merupakan penyebab terjadinya kemiskinan di negeri ini akibat banyaknya masyarakat yang belum memiliki penghasilan.

Faktor yang menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan antar lapangan pekerjan dengan penduduk usia produktif, diantaranya kepadatan penduduk. Dengan semakin banyaknya penduduk Indonesia maa semakin banyak pula pengangguran yang bertambah. Lapangan pekejaan yang tebatas. Karena lapangan pekerjaan yang disediakan tidak dibarengi oleh banyaknya pengangguran. Pendidikan yang rendah. Ini merupakan akibat dari kemiskinan yang membuat anak-anak bangsa masih ada yang berpendidikan rendah karena mahalnya biaya pendidikan, sedangkan yang dibutuhkan adalah lulusan-lulusan tingkat tinggi seperti d3 atau s1, sangat jauh yang hanya dengan lulusan SD. Perusahaan yang menerapkan sistem pegawai. Adanya sitem kontrak pada perusahaan membuat pegawai yang telah habis kontrak menjadi pengangguran kembali. Angkatan kerja yang tidak memenuhi. Persyaratan yang ditetapkan oleh dunia kerja tidak sesuai atau pekerja tersebut tidak berkompeten.

Selain itu, tingginya kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial seperti rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya pemukiman kumuh, lingkungan tempat tingggal yang tidak sehat, dan sebagainya. meningkatnya tindak kejahatan. Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan, penjambretan, pencopetan, pemalakan, korupsi, pembunuhan, dan penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota besar. Di desa pun sering terjadi pencurian. Misalnya, ada yang mencuri ternak, hasil pertanian, hasil hutan, dan sebagainya.

Tindak kejahatan pencurian dan perampokan sering disebakan oleh masalah kemiskinan dan pengangguran. Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus berusaha keras untuk menciptakan lapangan kerja. Selain itu, kualitas dan pemerataan pendidikan harus ditingkat-kan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian warga. Sementara itu, aparat keamanan, terutama polisi harus mampu memberantas tindak kejahatan. Masyarakat diharapkan membantu polisi.

Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah tersebut. upaya yang dilakukan yakni menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana (KB), melaksanakan program transmigrsi, meningkatkan kualitas penduduk melelui pendidikan dan pelayanan kesehatan, membuka lapangan kerja sebanyak mungkin, dan sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun