"Elfizon Amir"
Penyakit Asma ditengah masyarakat dikenal dengan nama isak. Â Penyakit ini diturunkan secara genetik dan dapat menyerang semua umur. Â Mulai dari bayi sampai usia kakek nenek. Â Jenis kelaminpun tidak dibedakannya. Â Laki-laki ataupun perempuan, semua dapat diserangnya. Â Serangan asma datang jika ada faktor pencetus yang terhisap seperti asap, debu, bulu, cuaca dingin ataupun bau yang merangsang. Â
Gejala asma muncul sangat bervariasi. Â Mulai dari serangan paling ringan tanpa terlihat sesak dan dapat beraktivitas sebagai orang normal, tapi ketika diperiksa dengan stetoskop di parunya, ditemukan bunyi menciut yang disebut mengi dan fungsi parunya sudah mulai menurun. Â Pada keadaan lain seorang penderita asma dapat berada dalam kondisi yang sangat berat, sehingga dia tak dapat melaksanakan aktivitas dan harus dirawat ICU dengan bantuan alat pernafasan.
Gejala klinis asma klasik pada awalnya hanya berupa bersin dan batuk yang disertai rasa berat di dada setelah kontak dengan hal yang menimbulkan rangsangan   Sesak nafas pada penderita asma yang didunia kedokteran disebut asma bronchial  terjadi karena pembuluh saluran nafas mengalami penyempitan.  Penyempitan ini terjadi karena sangat sensitifnya saluran nafas penderita asma terhadap berbagai rangsangan. Begitu ada rangsangan, respon yang diberikan saluran nafas penderita asma sangat berlebihan.  Selain reflek batuk juga terjadi penyempitan saluran nafas.  Akibatnya   penderita susah untuk mengambil dan mengeluarkan udara dari parunya.  Saat mengeluarkan udara akan terdengar bunyi menciut yang dapat digunakan untuk menilai beratnya penyempitan.Â
Pada orang normal jika ada rangsangan terhadap saluran nafas, respon yang muncul hanya berupa reflek batuk untuk mengeluarkan debu yang melengket di saluran nafas dan penyempitan saluran nafas tidak terjadi.Â
Sesak nafas pada penderita asma merupakan akibat dari kombinasi antara menyempitnya saluran nafas, dahak yang kental, sembab dan peradangan saluran nafas. Â Akibatnya penderita sangat berat mengeluarkan nafas. Â Untuk bernafas dibutuhkan bantuan otot-otot pernafasan yang ada di dinding dada.Â
Kesulitan bernafas ini menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran udara di paru. Â Karena oksigen yang terhisap sedikit, penderita akan mengalami kekurangan oksigen (hipoksemia). Â Akibat hipoksemia yang lama dapat terjadi peningkatan keasaman darah atau asidosis metabolic. Â Â
Serangan asma dapat dicegah dengan menjaga jangan sampai terkena faktor pencetus asma seperti cuaca dingin, debu, asap rokok, polusi, bau yang merangsang, bulu binatang, hindari obat-obat tertentu dan jaga emosi agar tetap stabil.Â
Lingkungan harus dalam suasana bersih dan kondusif  untuk penderita asma.  Asap dan debu harus dihindari.  Kebiasaan merokok atau duduk dekat orang yang merokok perlu ditinggalkan.  Gunakan masker saat menyapu rumah dan hati-hati pada perobahan cuaca yang ekstrim karena kehujanan atau kedinginan dapat menjadi pencetus serangan asma.Â
Kebiasaan memelihara binatang seperti kucing sebaiknya dijauhi. Â Selimut yang berbulu dan mudah hinggap debu sebaiknya diganti dengan selimut yang licin tanpa bulu. Â Kasur dan bantal dari kapas sebaiknya diganti dengan busa. Â Kipas angin harus selalu bersih agar jangan menebarkan debu. Â Lingkungan kerja dengan polusi dipindahkan ke lingkungan yang bersih dan kondusif. Â Juga hindari pekerjaan berat yang dapat menjadi pencetus asma.
Olah raga pagi hari dengan melaksanakan senam pernafasan cukup baik membantu perbaikan fungsi paru penderita asma. Â Senam pernafasan akan menguatkan otot-otot pernafasan di dinding dada. Â Kegiatan ini dapat dilakukan 3 -- 4 kali seminggu.Â