Mohon tunggu...
Elfitra Augustin
Elfitra Augustin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

[copy]writer . illustrator . designer . vocal player

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

7 Uban dalam semalam berkat Jakarta

25 Oktober 2010   18:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja judul diatas hanya mengada-ada dan berlebihan. Yang tidak berlebihan adalah kenyataan kondisi Jakarta malam tadi. Sekitar jam 5 sore menuju tengah malam. Malam tadi langit menangis. Jakartapun meringis. Dan saya pun miris di jalanan! Perjalanan Duren Tiga - Tebet bukanlah jarak yang jauh. Tapi kemacetan yang lumar bimasa itu sempat bikin ketar-ketir penduduk sekitar (baca: semua orang). Bayangkan. Perempatan Pancoran yang menghubungkan Gatot Subroto - MT.Haryono - Manggarai - Pasar Minggu tadi terasa seperti suasana konser Slank. Mobil dan motor diam di tempat. Bahkan andong pun demikian! Saya rasa itu kuda-kuda sebentar lagi tamat riwayatnya akibat stress berkepanjangan dan asap knalpot tentunya :'> Di dalam bus 62 tadi saya tertidur tak sengaja. Sempat 3X tidur ayam dan bangun, mendadak saya merasakan adanya kejanggalan. "Lho!! Ini kan masih di lokasi yang sama!!", batin saya berteriak. Bahkan teman saya yang berangkat setengah jam sesudah saya saya saja menelpon dan menanyakan apakah saya masih berada di daerah Pancoran. Spontan saya ya langsung turun dari bus dan memutuskan jalan kaki. Di perempatan maha dasyat itulah terlihat banyak keganasan manusia. Motor mengambil jalur manaaaa, mobil belok kemana terus ambil arah manaaa yang seharusnya juga hanya dapat dilalui satu arah. Lha ya stuck plis dong ah! Akhirnya saya dan teman saya yang naik motor itu bertemu dibawah jembatan Pancoran. Kami melambai-lambai bak sahabat yang sudah lama tak berjumpa 4 tahun lamanya. Norak! Tapi pengalaman itu sungguh unik. Bayangkan! Orang-orang lha ya pada turun dari mobil terus sender-senderan berasa sedang musim panas saja! (padahal ya malem). Terus lucunya ya pada foto-foto. Hi3x. Pasti langsung apdet twitter dan facebooknya deh! Atau check in di foursquare! Walhasil, meski saya jarang sekali minum Anlene, saya mengamalkan gerakan yang diusung oleh mereka. Gerakan 10.000 langkah, bukan sehari, tapi semalam! Hhhh... Lumayan sih betis saya agak-agak me-melon gimana begitu. Sampai di rumah, tumbuh 7 uban. (anda tahu ini tak mungkin). Hanya gara-gara ketuaan di jalan, Jakarta menghabiskan nyawa saya saja deh! (ah, yang ini berlebihan juga sih..). Salut buat kita semua warga Jakarta yang berhasil melewati rintangan! Kalau kata temannya teman saya, "Jakarta nggak butuh Gubernur. Jakarta butuh Nabi." Oh, selamatkan kami. Kurangi kuantitas kendaraan. Yak! Dibantu yak! Prok prok prok! *cheers!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun