Membiasakan anak dengan kegiatan belajar sejak dini sangatlah penting. Pembiasaan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan belajar formal di sekolah, tetapi juga meliputi kegiatan sehari-hari yang merangsang rasa ingin tahu dan kreativitas anak. Dengan membiasakan anak belajar, kita turut menanamkan nilai disiplin, ketekunan, dan cinta ilmu pengetahuan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
Pembiasaan belajar pada anak usia dini sangat banyak sekali manfaatnya bagi perkembangan anak. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membiasakan anak belajar. Dengan memberikan dukungan, motivasi, dan contoh yang baik, orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif di rumah. Selain itu, orang tua juga perlu bekerja sama dengan guru untuk memastikan bahwa anak mendapatkan pendidikan yang optimal.
Contoh yang sederhana adalah membiasakan anak untuk melaksanakan sholat lima waktu. Dalam hal ini, ketika anak ingin beribadah, ibunya memberikan penghargaan berupa coklat. Namun, pada suatu ketika, jika ibu tidak memberikan penghargaan, anak tetap melaksanakan sholat tanpa masalah. Untuk membentuk suatu kebiasaan, umumnya diperlukan proses minimal selama tiga bulan.
Teori behavioristik berkaitan erat dengan konsep stimulus dan respons. Dalam konteks ini, stimulus merujuk pada objek atau alat, sedangkan respons adalah tindakan yang dilakukan oleh individu, dalam hal ini anak. Sebagai contoh, coklat berfungsi sebagai stimulus, sementara sholat merupakan respons yang ditunjukkan oleh anak.Teori pengkondisian klasik pada dasarnya menjelaskan mengenai proses pembelajaran yang dialami oleh individu atau organisme. Pembelajaran itu sendiri merupakan suatu proses di mana pengetahuan, perilaku, dan gagasan diperoleh baik dalam kesadaran maupun dalam ketidaksadaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI