Mohon tunggu...
Elfira Primandani
Elfira Primandani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Media Sosial dalam Promosi Kesehatan Bahaya Merokok

2 Oktober 2023   19:55 Diperbarui: 2 Oktober 2023   20:01 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rokok merupakan produk berbahaya dan membuat kecanduan yang dapat membuat siapapun yang menggunakannya menjadi sakit bahkan menjadi penyebab kematian utama di dunia. Rokok mengandung banyak bahan kimia seperti tar, nikotin, arsenik, karbon monoksida dan nitrosamin yang dapat berbahaya bagi perokok. Asap rokok sendiri tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif namun juga bagi perokok pasif.

Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sangat mudah untuk menemukan perokok baik pria, wanita, anak-anak, orang tua, masyarakat kaya maupun miskin. Kebiasaan merokok disebabkan oleh kandungan kimia dalam rokok yang bersifat adiktif dan sulit untuk dihentikan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang mengenai dukungan sosial, termasuk teman, keluarga, dan rekan kerja. Pengaruh budaya membentuk konteks lingkungan yang lebih luas dari norma-norma sosial dan penerimaan dalam komunitas, lingkungan sekitar, dan negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat untuk mengkonsumsi rokok khususnya di kalangan remaja adalah sebagai berikut:

A. Faktor pribadi

  • Faktor sosiodemografi: faktor ini mencakup usia, jenis kelamin, etnis, akulturasi, jumlah keluarga, dan struktur keluarga.
  • Pengetahuan dan sikap
  • Kepercayaan diri
  • Citra diri: beberapa orang mungkin menganggap merokok dapat meningkatkan harga diri mereka, yaitu dengan tampil dewasa atau keren.

B.  Faktor sosial dan lingkungan 

  • Pengaruh orang tua: sebagian besar studi membuktikan adanya hubungan antara perokok remaja dengan orang tuanya yang juga merokok.
  • Pengaruh teman sebaya
  • Pengiklanan dan promosi rokok.

Indonesia menduduki peringkat ketiga negara dengan jumlah perokok terbanyak. Jumlah perokok di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 33,8% atau setara dengan sekitar 65,7 juta orang. Oleh karena itu, kampanye tentang bahaya rokok harus terus kita gencarkan untuk mencegah meningkatnya jumlah perokok baru, khususnya di kalangan remaja.                                                                                                               

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, jejaring sosial berpengaruh dalam meningkatkan motivasi dan minat berhenti merokok, khususnya di kalangan remaja. Sebagai contoh media sosial whatsapp, line, facebook, instagram dan masih banyak lagi. Media sosial memiliki keterkaitan dengan meningkatkan motivasi  dan  keinginan  untuk  berhenti  merokok melalui  promosi  kesehatan. Seperti yang terkandung dalam SDGs (Sustainable Development Goals) nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, promosi kesehatan bertujuan memberdayakan masyarakat untuk mengendalikan kesehatan mereka sendiri dengan memberikan pengetahuan dan sumber daya yang mereka miliki untuk membuat keputusan yang tepat. Hal ini melibatkan kerja sama dengan tokoh masyarakat, organisasi, dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan program dan inisiatif yang mengatasi masalah kesehatan.

ELFIRA PRIMANDANI_132221021

FAKULTAS KEPERAWATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun