Mohon tunggu...
Elfira BL
Elfira BL Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Abah Kukun Pegiat Seni di Kecamatan Rumpin

27 Maret 2017   17:08 Diperbarui: 27 Maret 2017   17:36 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abah Kukun sedang memainkan Angklung buatannya.

Rumpin, Bogor - Sosok pria setengah baya berambut ikal itu menggoyangkan alat musik tradisional khas Jawa Barat dengan lihainya. Alat musik yang terbuat dari bambu itu pun mengeluarkan alunan nada yang indah bagi siapapun yang mendengarnya. Alat musik yang bernama angklung ini terjajar rapih sesuai dengan tangga nada. Sambil memejamkan matanya, nada demi nada ia mainkan hingga menjadi sebuah lantunan lagu. Kecintaannya terhadap seni membawanya belajar alat musik tradisional ini. Ketertarikannya untuk mengetahui kesenian tradisional menambah nilai pada sosok pria setengah baya ini.

               Abah Kukun begitulah sapaannya, ia adalah sosok pria rendah hati yang senang memainkan alat musik tradisional khas Jawa Barat itu. Pengalamannya dalam mempelajari kesenian musik angklung membuatnya bertekad untuk melestarikan dan menjaga kesenian ini. Ia tak ingin kesenian yang menurutnya indah, hilang dan hanya menjadi kenangan di museum – museum. Belajar 3 bulan di Saung Udjo, Bandung membuatnya menjadi seorang pengrajin sekaligus pemain yang berkembang. Pria asal Garut ini memiliki keinginan untuk mengembangkan keterampilan yang ia punya. Baginya keterampilannya yang ia miliki tak ingin ia nikmati sendiri, ia ingin semua orang di sekitarnya juga mendapatkan ilmu yang ia dapat agar tetap terjaganya kelestarian kesenian yang ia senangi.

            Tahun 1983 Abah Kukun hijrah dari kota kelahirannya ke sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor yang bernama Rumpin. Ia pindah ke Desa Cidokom, Kecamatan Rumpin yang kini masih ia tinggali.  Abah Kukun mulai bekerja di Dinas Pendidikan sejak tinggal di Desa Cidokom. Kepindahannya ke tempat baru memunculkan ide – ide dari dirinya untuk mengembangkan kesenian angklung dan kesenian – kesenian lainnya. Perlahan – lahan ia memulai dengan mengajarkan pencak silat pada anak – anak din sekitar rumahnya. 

Kemudian bersama dengan anak perempuannya ia mengajarkan tari jaipong pada anak – anak. Dibantu anaknya Abah Kukun mendirikan sebuah sanggar, yang diisi dengan kegiatan tari baik tari tradisional maupun tari modern. Perlahan namun pasti sosok abah Kukun dan sanggar yang didirikannya mulai dikenal oleh masyarakat di Desa Cidokom maupun masyarakat Kecamatan Rumpin.

            Pencak silat, Tari Jaipong dan tak lupa ia juga mengajarkan alat musik angklung pada anak – anak. Sekitar tahun 2000-an ia mendirikan sebuah saung yang bernama Saung Widitra. Saung ini menjadi sebuah wadah Abah Kukun dan murid – muridnya untuk mempelajari kesenian tradisonal tersebut. Saung sederhana yang terbuat dari bambu itu menjadi tempat yang nyaman bagi Abah dan murid – muridnya.

 Selain saung, rumah Abah Kukun juga menjadi tempat pembuatan angklung, calung, gamblang dan gendang. Terlihat banyaknya tumpukan bambu hitam sebagai bahan dasar pembuatan alat tradisional tersebut. Disela-sela waktunya Abah kukun membuat sebuah alat musik yang terbuat dari bambu tersebut. Pengembangan permainan alat music angklung, Abah Kukun terapkan pada sekolah – sekolah dasar di Kecamatan Rumpin.

             Bukan memilih tempat atau wadah, alasan Abah Kukun mengembangkan angklung di sekolah dasar karena ingin mengajarkan angklung pada anak – anak sejak muda dan sekaligus sebagai kewajibannya menjadi seorang pendidik. Hal ini juga berkaitan dengan arahan Gubernur Jawa Barat   Dr. (H.C.)H. Ahmad Heryawan, Lc., M.Si untuk memiliki alat musik dan dapat memainkan alat musik berbasis bambu pada seluruh sekolah di Jawa Barat. Harapan Abah Kukun untuk kesenian angklung di Kecamatan Rumpin yaitu untuk membuat rekor dengan memainkan angklung terbanyak oleh generasi – generasi muda di Kecamatan Rumpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun