Mohon tunggu...
Elfina Mukarramah
Elfina Mukarramah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penikmat Perjalanan

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ali Rahman, Malaikat Tanpa Sayap di SD Kecil Raranum

11 November 2021   22:05 Diperbarui: 11 November 2021   22:13 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesejahteraan tak merata di Indonesia kita tercinta ini apalagi masalah ketertinggalan pendidikan yang masih banyak melanda NKRI. Tidak terkecuali di Kabupaten Balangan Kecamatan Tebing Tinggi yang  sangat perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten, yaitu SDN Kecil Raranum terletak di dataran tertinggi dan memiliki keindahan  alam yang sangat luar biasa berjarak dari pusat kota sekitar 40 km perjalanan darat.

Dibalik keindahan Tebing Tinggi terselip kisah pendidikan yang memprihatinkan dikarenakan letak sekolah terpencil yaitu SD Kecil Raranum. Walaupun akses jalan yang terjal untuk dilalui menuju Kampung Raranum, tak menyurutkan semangat Ali Rahman salah seorang pendidik untuk mengabdi pada SD Kecil Raranum yang ditempuh dengan jarak 20 km dari rumahnya ke sekolah.

Melalui aspal berlubang hingga jalan setapak menuju sekolah. Terkadang ketika musim hujan jalan sulit dilintasi karena jalan yang berlumpur juga rusak,  sehingga licin dan akan lebih baik jika kita menggunakan kendaraan trail. Begitu juga dengan siswa karena rumah siswa berada dibalik bukit dan jauh sehingga membuat siswa harus berjalan kaki ke sekolah padahal jalan yang dilaluinya adalah hutan lebat. Namun hal itu tak menyurutkan semangat mereka.

Awal sejarahnya adalah kegiatan kunjungan  ke Desa Raranum, berhubung banyak muridnya lalu masyarakat meminta untuk dibangunkan SD yang sebelumnya anak-anak belajar di Balai Desa yang sudah tidak terpakai sehingga didirikanlah SD yang bernama SDN Kecil Raranum. Terkadang Pak Ali melakukan pembelajaran di luar kelas agar muridnya lebih mengenal tentang alam secara langsung dan tidak merasa membosankan.

Di daerah terpencil seperti ini guru bagaikan malaikat tanpa sayap yang siap memberikan ilmunya kepada siswa. Di SD Kecil Raranum ini tidak mempunyai listrik sehingga sangat sulit untuk menggunakan laptop dan printer menyebabkan keterbatasan dalam melakukan pekerjaan di luar mengajar, hanya ada tenaga surya dari bantuan Dinas Pendidikan.  Itu pun sudah tidak bisa digunakan lagi.

Mengenai masalah tugas “mengapa tidak menyerah karena mengingat perjuangan membangun juga mengusahakan tidak semudah itu sangat disayangkan jika ditinggalkan dan berhenti begitu saja takutnya tidak ada yang meneruskan dan mungkin saja sekolahnya tutup sehingga bagaimanapun caranya tetap melanjutkan perjuangan mengajar di sana, karena hati yang berkata tidak bisa didustakan dan niat hati ingin membangun,” ucap Pak Ali Rahman.

Karena  sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) sudah melalui sumpah Jabatan bahwa siap untuk mengabdi pada negara dan ditempatkan di mana saja, maka kita harus menyukai pekerjaan itu. Terutama yang menjadi motivasi Pak Ali adalah anak didik yang memiliki semangat belajar tinggi dan rajin ke sekolah juga keceriaan anak-anak yang membuat hati Pak Ali bersemangat untuk mendidik di sana.

Pada saat istirahat para siswa bermain dengan permainan tradisional yang masih alami terjaga kelestariannya sampai sekarang. Kelestarian ini mungkin tak lepas dari mereka yang berpikir jika bukan mereka siapa lagi yang melestarikan permainan tradisional. Inilah keunikan  siswa SD ini dengan SD lainnya yang masih menjunjung tinggi nilai nilai kebudayaan sedangkan siswa SD lainnya sibuk memainkan gadget dengan melupakan permainan tradisional.

Pak Ali berharap kepada murid setelah lulus di SD Kecil Raranum ini, untuk tetap melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi lagi jangan sampai setelah sekolah di sini akan berhenti. Dari rumitnya permasalahan pembelajaran di pedalaman, pangajar hanya bisa berharap mendapatkan bantuan sarana prasarana pendidikan dari pemerintah agar permasalahan dapat dipecahkan dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun