Mohon tunggu...
Elfattah Rezaihwanni
Elfattah Rezaihwanni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna di STMKG

Saat ini sedang berkuliah di STMKG mempunyai hobi travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ayo Intip Fakta tentang Pengamatan Curah Hujan!

14 Juni 2023   14:56 Diperbarui: 14 Juni 2023   15:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hujan merupakan suatu proses presipitasi atau turunnya air yang diakibatkan oleh awan yang sudah tidak mampu memuat uap air lagi. Hujan dapat dibedakan dalam beberapa jenis berdasarkan faktor penyebab terjadinya hujan antara lain : hujan orografi, hujan konvektif, hujan frontal. Tiap jenis hujan tersebut mempunyai penyebab dan letak yang berbeda-beda. BMKG sebagai institusi di Indonesia melakukan salah satu pengamatan yaitu mengenai curah hujan. Curah hujan merupakan jumlah dari air hujan yang turun di permukaan tanah dalam periode tertentu. Satuan dari curah hujan yaitu dalam mm yang mewakili air hujan yang turun di permukaan per meter persegi. Pengamatan curah hujan dilakukan dengan memasang alat pengukur curah hujan di berbagai titik yang telah ditentukan. Jenis dari alat-alat yang digunakan akan dijelaskan lebih lanjut.

 Penakar hujan Observatorium merupakan alat penakar hujan yang yang sudah digunakan sejak lama. Alat ini masih berdifat konvensional sehingga biasa disebut penakar hujan manual. Beberapa bagian penting dari alat ini antara lain: corong penakar, tabung penampung air, kran, gelas ukur. Pengamatan dilakukan untuk mengukur curah hujan dalam periode selama 24 jam. Cara kerja alat ini sebenarnya sederhana, air hujan yang turun akan masuk ke dalam corong dan akan di tampung kedalam tabung penampung. Hasil tampungan air tersebut diukur pada jam pengamatan yang telah ditentukan.

 Penakar hujan Hellman adalah alat selanjutnya yang sebenarnya merupakan pengembangan dari penakar hujan observatorium. Perbedaan yang ada adalah pada alat ini telah terhubung pada pena dan kertas pias sehingga data curah hujan dapat tercatat secara terus menerus. Kelebihan dari alat ini adalah lebih bagus data didapatkan karena akan tercatat dan didapatkan grafik hasilnya. Akan tetapi alat ini perlu perawatan yang lebih karena terdapat beberapa komponen yang harus dipastikan dapat berfungsi dengan baik. Kertas pias yang digunakan sebagai tempat grafik tertulis harus diganti dalam jangka waktu 24 jam dan tinta pada pena harus dipastikan normal.

 Penakar hujan Tipping Bucket merupakan jenis alat penakar hujan yang paling modern. Alat ini sudah bersifat otomatis dan datanya dapat dilihat secara realtime serta bersifat digital. Oleh karena itu mayoritas alat yang terdapat di stasiun pengamatan BMKG saat ini adalah tipping bucket. Alat ini memerlukan beberapa perangkat tambahan seperti data logger untuk mengubah sinyal analog tadi menjadi sinyal digital serta catu daya untuk sumber energinya. Cara kerja alat ini berbeda dengan alat yang sebelumnya. Air yang masuk ke dalam penakar hujan tipping bucket akan ditampung pada bak pengungkit dengan dua sisi ketika sisi kiri penuh maka bergantian sisi kanan. Ketika bak tersebut terungkit maka akan menghasilkan pulsa listrik yang akan diteruskan menuju data logger. Curah hujan dihitung dari jumlah bak tersebut terungkit dikali dengan volume bak tersebut. Kelebihan alat ini yaitu dapat menghitung curah hujan dengan volume yang besar dan lebih akurat. Jika menggunakan alat yang sebelumnya maka ketika curah hujan besar tampungan tidak dapat menampung jumlah air yang ada. Kekurangan alat ini yaitu harganya relatif lebih mahal dan mempunyai komponen lebih rumit. Perlu perawatan secara berkala yang lebih daripada alat yang sebelumnya.

 Berbagai jenis alat pengamatan curah hujan tersebut semakin berkembang seiring dengan berkembangnya zaman. BMKG selalu mempunyai visi agar selalu melangkah maju dan ikut serta bepartisipasi melakukan perubahan. Pengamatan curah hujan sangat penting dilakukan karena mempunyai manfaat yang begitu besar. Dalam bidang pertanian curah hujan mementukan mengenai proses produksi pertanian sehingga menjadi faktor penting. Curah hujan mempunyai hubungan erat dengan ketersediaan pangn yang berpengaruh pada gagal panen serta produktivitas yang disebabkan oleh kekeringan, banjir atau faktor cuaca lain. Curah hujan juga mempunyai manfaat lain di bidang teknik sebagai contohnya dalam membangun suatu bangunan, irigasi, bendungan perlu memperkirakan curah hujan. Daerah dengan curah hujan tinggi rawan mempunyai kegagalan struktur yang tinggi. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari pengamatan curah hujan dalam berbagai bidang, sehingga menjadi alasan bahwa pengamatan curah hujan adalah hal yang penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun