“ Apa-apaan ini, kenapa lo banting kamera gue, diajarin sopan santun enggak sih lo sampai ngerusak barang orang!” Ardi memunguti kamera yang sudah rusak parah, bahkan ada beberapa bagian sudah yang patah.
“ Kamera itu bisa abang ganti lagi dengan yang baru, tapi tidak dengan harga diri kami, yang terlanjur dikenal menjijikan oleh semua orang, berhenti membuat video disini. “ Titah anak tersebut dengan raut wajahnya yang sangat marah.
Ardi terdiam ketika mendengar ucapan anak tersebut, entah kenapa ucapannya terasa sangat menampar kejadian kemarin. Kemudian berkata “ Kami hanya sedang membuat video, tidak membahayakan siapapun. “
“ Abang pasti tahu soal harga diri, orang-orang seperti kalian sering mengatakannya, tapi apakah harga diri hanya dimiliki orang kaya?, apa orang seperti kami tidak berhak mempunyainya hanya karena wajah dan hidup kami jelek.” Lirihnya menahan tangis, meskipun berpura-pura untuk kuat, Ardi bisa mendengar isakan yang keluar dari mulut mungilnya.
“ Maaf kami tidak akan mengulanginya lagi.” Ardi mengusap lembut kepala anak tersebut. Setelah kejadian tersebut, Ardi membujuk kedua sahabatanya untuk tidak melanjutkan prank untuk kontennya. Namun Cahyo dan Saka tidak menyetujuinya, karena perdebatan hal itu membuat Ardi mengundurkan diri, dan memutuskan untuk membuat Channel Youtube yang baru, dengan konten yang tidak merugikan pihak manapun. Ardi berpikir bahwa popularitas tidak akan memiliki makna apapun, jika diraih dengan cara mengorbankan harga diri dan hidup orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H