Dalam novel serial Sherlock Holmes episode Skandal in Belgravia, sang penulis legendaris Sir Arthur Conan Doyle sengaja menyisipkan tokoh wanita bernama Irine Adler. Wanita tersebut berhasil mengalahkan Sherlock Holmes sekaligus membuat detektif ternama itu klepek-klepek jatuh cinta padanya.
Mengapa penulis memilih seorang wanita untuk mengalahkan Sherlock Holmes?
Karena wanita adalah mahluk indah yang penuh misteri. Mahluk yang kelihatan lemah namun kuat. Selain itu penulis ingin memberikan pesan tersirat agar tidak memandang sebelah mata terhadap seorang wanita. Ho,ho,ho, yang merasa dirinya wanita, yuuk silakan merapat....
Wanita memang tercipta indah sekaligus misterius. Dua hal yang menyebabkan dirinya senantiasa menjadi sumber inspirasi tak pernah kering bagi para seniman di sepanjang zaman.
Pernah melihat lukisan Monalisa bukan? Leonardo da Vinci memilih wanita sebagai obyek lukisan bukan tanpa alasan. Dia sudah memikirkannya secara matang. Sang maestro paham betul bahwa kecantikan seorang wanita akan selalu dikagumi.
Monalisa memiliki semua kriteria yang ada di benak Leonardo. Cantik dengan senyum penuh misteri.
Prediksi sang pelukis pun terbukti. Lukisan Monalisa terkenal hingga saat ini di seluruh penjuru dunia. Melegenda. Menembus batas waktu seolah abadi.
Andai waktu itu yang dilukis Leonardo bukanlah seorang wanita, melainkan seorang Waria, bisa kita bayangkan, hiiiii....senyumnya pasti akan medeni bocah.
Wanita memang identik dengan keindahan. Karena indah itu cantik. Namun demikian kecantikan seorang wanita tidak semata-mata dinilai berdasarkan kecantikan lahiriah saja. Ada kecantikan lain yang lebih memikat. Kecantikan yang terpancar tulus dari dalam hati. Bahasa kerennya inner beauty. Wanita yang memiliki kecantikan semacam ini bisa disebut sebagai wanita sejati.
*Kesimpulan:
-Wanita sejati selalu menjadi idaman kaum pria.
-Wanita imitasi(baca:waria) selalu menjadi incaran Satpol PP....
                                                  Â
                                                                    ***
Lilik Fatimah Azzahra, 2 Agustus 2015
