Laut menemukan sosok yang mengaku sebagai Aku, duduk terpekur sendiri di tepi pantai. Di dadanya menikam sebilah sunyi.
"Mengapa berada di sini?" tanya laut pada si Aku.
"Aku sedang cemburu," si Aku menjawab tergugu.
"Pada siapa?"
"Pada lelaki yang mengaku sebagai Kekasih."
"Mengapa memilih tempat ini untuk mengumbar cemburu?"Â
"Karena di sini, tangisku tak akan sia-sia. Bulir-bulir air mataku yang jatuh, meluruh menjadi pasir, dan sedu sedanku mendesau menjadi angin."
Mendengar itu, wajah lautpun berubah ungu.Â
Lelaki yang mengaku sebagai Kekasih, berdiri tak seberapa jauh. Memandang Aku yang tengah cemburu. Hati Kekasih memendam ngilu. Ingin sekali ia merengkuh Aku, tapi Kekasih tahu, kali ini Aku tak akan memaafkannya lagi.
Laut beralih mendekati Kekasih. Ombaknya meriuh. Bergemuruh.
"Mengapa kau buat Aku cemburu?" laut memuntahkan riaknya. Buihnya menyentuh kaki Kekasih hingga ujung celananya basah