Image by id.gofreedownload.net
Perempuan cantik itu datang ke rumah dengan wajah ceria. Ia menenteng tas tangan terbuat dari kulit sintetis berwarna coklat. Gaun berlengan panjang hijau tosca membalut tubuhnya yang ramping.
"Mana suamimu?" ia bertanya dengan suaranya yang renyah.
"Masih di kantor," jawabku kaku.
"Malam ini, bolehkan aku meminjam dia?" ia menghampiriku.
"Sepertinya Mas Bram lembur." Aku menyahut sigap.Â
"Ah, sayang sekali. Tapi tolong sampaikan pada suamimu, ya...aku menunggunya," ia tersenyum sesaat. Lalu pamit pergi meninggalkan rumahku.
***
Mas Bram pulang ketika hari sudah larut malam. Aku menyiapkan kopi panas untuk mengurangi hawa dingin yang menggigit.Â
"Rin, lama aku tidak mengunjungi perempuan cantik itu," ujar Mas Bram seraya menyeruput kopinya.
"Jangan malam ini, Mas. Udara sangat dingin. Aku ingin menghabiskan malam bersamamu," aku merayunya. Mas Bram menatapku sesaat.