Akhir-akhir ini namaku begitu populer. Kau tahu kenapa? Itu karena aku menyalahi kodratku. Jatuh cinta pada Kopi.
Inilah sepenggal kisahku.Â
Berawal dari dua manusia dewasa yang bertemu di sebuah tempat secara rahasia. Seseorang mengulurkan tangan memberikan sesuatu, dan seorang lagi menerimanya.Â
Sesuatu itu adalah aku.
Lalu siapakah kedua orang  itu? Entahlah, aku pun baru pertama kali melihat mereka. Yang kutahu, si penerima terlihat sangat santai dan tenang saat memasukkanku ke dalam saku jaketnya. Sedangkan si pemberi tampak sedikit gugup.
"Benda itu beratnya 15 gram. Mampu menghabisi nyawa dua puluh orang sekaligus dalam hitungan menit," ujar si pemberi setengah berbisik.
"Yup, aku tahu. Itulah sebabnya aku memilih cara ini. Sangat praktis dan efisien," sahut si penerima.
"Siapa sebenarnya yang menjadi sasaran tembakmu? Secara logika, kalau hanya untuk menghabisi nyawa orang biasa, kau tak perlu menggunakan benda sedasyat itu bukan?" si pemberi menduga-duga.
"Yeah, kamu benar," si penerima menjawab sembari tertawa. Ia menepuk-nepuk saku jaketnya yang berisi aku. Beberapa kali.
Aku yang meringkuk di dalam saku mulai gerah. Sesekali aku menggeliat, berharap segera dikeluarkan dan menghirup udara segar. Tapi agaknya dua manusia dewasa itu masih ingin melanjutkan perbincangan. Maka akupun memutuskan lebih baik menunggu seraya memejamkan mata.
                                        ***