Kakiku melangkah terburu menyusuri koridor panjang Perpustakaan Kota. Lalu berhenti tepat di depan rak nomor 8 yang terletak di ruang paling ujung. Kuraih sebuah buku tebal. Buku berisi kumpulan cerita yang pada sampulnya tertulis nama Jayshinta.
Entah mengapa, senja itu tanganku agak gemetar. Buku di tanganku terasa lebih berat dari biasanya. Begitu juga saat membuka lembar demi lembar halaman buku bersampul merah marun itu, mataku nanar, menyusuri huruf demi huruf tanpa jeda, mencari beberapa kalimat dalam bentuk percakapan.
Huft, akhirnya kutemukan juga. Percakapan yang tertulis pada lembar halaman ketiga.
“Kau tetap bisa bertemu denganku, Shin. Kapan pun engkau mau.”
“Aku memegang janjimu, Jay.”
“Kau bisa mengandalkanku.”
“Benarkah, Jay?”
“Kau meragukanku, Shin?”
"Jujur, iya."
"Kenapa begitu?"
"Karena...aku khawatir kau melakukan hal yang sama seperti mereka. Meninggalkanku."