Tidak ada yang tahu siapa dia dan dari mana asalnya. Orang-orang hanya melihat ia selalu berada di sana, berdiri di tepi telaga itu, saat hari menjelang senja. Pandangannya yang sayu jatuh ke atas permukaan air. Sesekali ia menggerakkan jemarinya seolah tengah menaburkan sesuatu.
Ia seorang gadis. Cantik. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai.
“Apakah gadis itu gila?” seseorang yang tengah berjalan melintasi tepi telaga bertanya kepada teman yang tengah berjalan di sampingnya.
“Kukira tidak. Mungkin dia sedang galau,” jawab teman yang ditanya itu.
“Ini sudah hari ke ke empat kita melihat dia berdiri di sana. Berlama-lama menatap telaga setiap menjelang senja.”
“Barangkali gadis itu tengah bermasalah dengan pacarnya.”
“Atau ia tengah berpikir untuk bunuh diri.”
“Hus! Jangan bicara begitu. Gadis itu tidak mungkin melakukannya.”
“Kau benar. Mm...kukira ia memang sedang gundah, itu saja.”
Lalu kedua orang itu terdiam dan pergi melanjutkan perjalanan mereka.
Hingga matahari tergelincir di kaki langit, gadis itu masih juga berdiri di sana, tak bergerak bagai patung. Ia baru beringsut ketika melihat rembulan muncul dan bayangannya jatuh di atas permukaan air. Gadis itu membungkukkan badan sedikit, lalu mengeluarkan sesuatu dari saku kemejanya.