Telah kurelakan
Kenangan-kenangan manis itu
Mati suri di dalam keranda bertutup kain angkin
Usah berharap mereka 'kan mendusin
Meski hanya merupa sedesir embusan angin
Telah kurelakan
Anak-anak rindu itu
Tertidur panjang di dalam bilik sunyi
Tempat kita pernah berbagi kisah, bertukar senyum, dan mengurai beragam kusut masainya mimpi
Telah kulesapkan
Sekawanan hujan yang menari-nari lincah di pekarangan
Ke dalam ceruk bumi paling dalam
Jadi - jangan harap mereka 'kan kembali
Meski hanya merupa bulir-bulir embun
Yang menahan sedu sedan di balik punggung daun-daun
"Aku jatuh hati pada yang lain."Â Katamu - tiba-tiba, dengan nada sedingin lautan savana
Aku mahfum, "Pergilah!"
Pergi sejauh mungkin ke mana engkau suka
Hingga mata ini tak mampu menjangkau bayanganmu lagi
Hingga jiwa ini tak berdaya 'tuk sekadar mengingat satu hal yang pernah kita lalui
Dan, hingga raga ini lupa
Bahwa kita pernah berdiri bersitatap mataÂ
Di bawah langit senjaÂ
Yang menorehkan rona jingga paling berbahaya
***
Malang, 28 Desember 2024
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H