Seorang perempuan bergumam pelan seraya menatap matahari yang tersenyum muram
Dijumputinya sisa-sisa gradasi langit yang temaram
Disimpannya diam-diam di dalam bola mata yang sekian lama kehilangan cahayanya
Sesekali jika sunyi menyinggahi, perempuan itu memetik satu kisah yang tumbuh subur di pekarangan hati
Lalu menggelarnya hati-hati
Membiarkan kisah itu bercerita sendiri
Pada sekawan celeopteraÂ
Yang bersembunyi di sebalik rumput ilalang yang menjuntai setinggi pinggang
Masih kisah yang itu-itu juga?
Keluh sepasang kumbang dengan senyum dipaksakan
Perempuan itu mengangguk lesu, mengiyakan
Ya, sejenak perempuan itu menyadari
Sejak kekasihnya pergi, hari-hari yang bergulir tak lagi memiliki cerita baru
Sejak kekasihnya ingkar, cahaya bulan yang berpendar seolah hanya menitipkan selarik kisah; Tentang sepotong hati yang terluka, yang hingga kini belum juga menemukan penawarnya
***
Malang, 23 Oktober 2024
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H