Kita tidak pernah bisa memilih akan bertemu dengan siapa, dan tidak bisa mencegah akan berpisah dengan siapa.
Di penghujung acara Kompasianival, dua kali nama saya dipanggil. Ini sungguh sesuatu yang mengejutkan sekaligus mengharukan.
Alhamdulillah. Saya terpilih menjadi Best in Fiction dan People Choice sekaligus. Dua piagam, dua piala, dan dua amplop saya terima dengan penuh rasa syukur.
Dan, begitu turun dari atas panggung, mata saya sibuk mencari-cari. Apakah di antara kerumunan kner yang malam itu menghadiri perhelatan Kompasianival terdapat sosok Pak Suyono Apol? Sosok lelaki baik yang kepadanya, sungguh, saya ingin menghaturkan banyak terima kasih dan menunjukkan dua piala serta penghargaan di tangan saya.
Tapi saya tidak menemukan sosok unik itu. Meski begitu saya tersenyum. Saya tahu Pak Suyono Apol pasti ada di sana. Berdiri di antara orang-orang yang tak terhitung jumlahnya itu.Â
Ya, saya meyakini akan hal itu! Insting saya yang mengatakan demikian. Terutama ketika tidak lama kemudian sebuah pesan via WA masuk ke ponsel saya.Â
"Selamat, ya. Dikau mendapatkan dua penghargaan sekaligus. Jangan pernah berubah. Tetaplah menjadi diri dikau seperti ini."
Pesan itu disertai foto saya di atas panggung saat menerima penghargaan. Sontak mata saya berkaca-kaca.
"Tidakkah panjenengan ingin bertemu saya? Saya ingin mengucapkan terima kasih."
Beliau tidak menjawab. Hanya mengirim emoticon bola berwarna merah.
***