Kita bertemu di Cafe House Jhon.Â
Pesan singkat lewat ponsel itu dibacanya sekali lagi. Meski agak ragu, tak urung hatinya merasa senang juga.Â
Ia berjalan menuju kamar, membuka lemari baju, memilih pakaian yang akan dikenakannya. Pilihan jatuh pada kemeja abu-abu lengan panjang bermotif kotak-kotak itu lagi. Kemeja hadiah dari ibunya bertahun lalu saat ia berulang tahun.
Ia lantas mengeluarkan kemeja itu, membuka kancingnya, dan agak gugup memakainya.Â
"Jangan lupa mengenakan mantel dan topi, Mark. Di luar sangat dingin." Ibunya mengingatkan saat melihatnya keluar dari kamar.Â
"Yes, Mom." Ia menyahut pelan seraya meraih mantel dan topi yang tersampir pada stand hanger di pojok ruang tamu. Setelah itu ia membuka pintu. Pergi menemui Lisa. Gadis yang dikenalnya lewat dunia maya.Â
***
"Hai, Mark! Aku Lisa. Senang akhirnya kita bisa bertemu." Lisa menyambutnya riang. Gadis itu tersenyum manis. Sederet giginya yang rapi terlihat.Â
"Hai, Lisa. Maaf aku terlambat datang." Agak gugup ia menyahut.Â
"No problem. Duduklah Mark. Aku sudah memesan dua minuman untuk kita. Secangkir kopi untukmu dan segelas milkshake untukku." Lisa menarik sebuah kursi, lalu duduk dengan anggun menghadap ke arah Mark.Â
Seorang pramusaji datang membawa nampan berisi minuman yang telah dipesan oleh Lisa. Setelah meletakkannya di atas meja kecil berbentuk oval, pramusaji itu membungkukkan badan dan berlalu pergi.Â