Semalam, aku bertengkar hebat dengan isi kepalaku
Ia marah besar saat kukatakan, 'Kamu terlalu tua untuk jatuh cinta!"
Ditonjoknya hidung dan pipiku membabi buta
Dlemparnya aku dengan sebongkah batu sebesar buah semangka
Tentu, aku tidak mau tinggal diam
Kubalas ia dengan tendang dan pukulan
Hingga kening dan pipinya memar memar dan berdarah
Hingga mata dan bibirnya bengkak membiru lebam bagai buah tomat gagal masak di tangkainya
Semalam, aku dan isi kepalaku tidak saling bertegur sapa
Kami diam, satru dan siwakan
Tidur pun saling bersingkur badan
Pagi ini, aku dan isi kepalaku sama-sama lunglai tak berdaya
Ngilu, linu, terasa melabur di sekujur badan
Di atas ranjang kami hanya bisa terpaku saling pandang
"Jangan bertengkar lagi." Isi kepalaku berkata lirih. "Biarkan aku jatuh cinta. Sebab cinta tiada memandang sesiapa, tiada pula memiliki batasan umur."
***
Malang, 3 Februari 2023
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H