Tentu setiap dari kita pernah mengalami keajaiban, bukan? Sekecil apa pun itu. Bahkan, kadang tanpa kita sadari keajaiban itu sudah terjadi di depan mata, atau malah sudah berada di dalam genggaman kita.
Namun sesungguhnya keajaiban tidak ujug-ujug muncul begitu saja. Keajaiban terjadi akibat terjadinya suatu proses. Istilah kata; keajaiban datang karena telah diupayakan.
Sekadar berbagi pengalaman. Saya pernah bertahun-tahun mengidap breast cyst. Tidak hanya satu. Tapi banyak. Ada satu kista yang bahkan mengeras dan mesti diambil tindakan operasi. Kisah ini pernah saya tulis di sini.
Pascaoperasi apakah saya sudah benar-benar aman dari kista-kista itu? Tampaknya belum. Masih ada beberapa kista tumbuh aktif dan harus dilakukan tindakan fine needle aspiration biopsy (fnab) setiap enam bulan secara berkala.
Saya masih ingat betul. Satu minggu usai tindakan pembedahan, kista yang tidak perlu diambil, yang semula teraba lunak dan baik-baik saja, mendadak membesar dan mengeras. Kondisi ini tentu saja membuat saya panik bercampur cemas.
Tidak ingin menunda-nunda waktu, segera saya menemui kembali dokter onkologi yang telah menangani kista saya sebelumnya. Saya sampaikan kebandelan kista-kista yang tersisa, yang seolah sedang mengumbar amarah itu.
Kala itu dokter yang memeriksa hanya menyarankan begini, "Sementara waktu dipantau dulu perkembangannya. Tunggu 6 bulan lagi untuk dilakukan pemeriksaan ulang."
Mau tidak mau saya menuruti apa kata dokter. Enam bulan berselang saya kembali mengunjungi rumah sakit. Dan, seperti sebelum-sebelumnya tindakan fnab harus dilakukan lagi.
Terhitung 3 tahun pancaoperasi itu saya mesti wira-wira, bolak-balik rumah sakit untuk memeriksakan kista-kista di dada saya, demi memastikan; apakah kondisi kista-kista tergolong jinak ataukah berbahaya.
Tidak dipungkiri, rasa lelah dan putus asa kerap bersamaan muncul melemahkan hati. Pertanyaan sampai kapan kista-kista akan terus bercokol di dada, sering datang menghantui.
Tapi kemudian saya menegur diri sendiri. Saya tidak boleh membiarkan dua rasa itu --- lelah dan putus asa berlama-lama menguasai hati dan pikiran. Saya harus tetap bersemangat. Harus!
Itulah sebab saya lantas melecut diri untuk tidak berhenti berikhtiar dan mengupayakan kesembuhan.
Perlahan saya belajar ikhlas untuk menjalani hari-hari yang cukup berat.
Kesakitan saat kista-kista meradang, berusaha saya tahan. Trauma saat menjalani fnab (adakalanya proses ini menimbulkan rasa sakit luar biasa, terutama ketika cairan kista sudah mengental), sedapat mungkin saya lupakan.
Mengubah Pola Hidup Menjadi Lebih Sehat
Selain rutin memeriksakan diri secara medis, diam-diam saya mulai mengoreksi life style saya selama ini. Apakah saya sudah melakukan hal terbaik untuk menjaga kesehatan tubuh saya? Apakah pola makan saya sudah benar?
Dari beragam pertanyaan 'apakah' itu, saya menyadari bahwa selama ini saya telah banyak lalai. Saya cenderung malas berolahraga. Saya jarang mengonsumsi sayur dan buah.
Saya pun mengingatkan diri sendiri, kiranya belum terlambat untuk memperbaiki pola hidup selama ini. Dan, perlahan tapi pasti saya mulai belajar mengubah kebiasaan sehari-hari.
Saya sisihkan waktu (sedikitnya 1 jam) untuk rutin berolahraga. Saya pilih olahraga Yoga karena beberapa alasan. Selain banyak manfaatnya, olahraga ini sangat simple, bisa dilakukan secara indoor atau outdoor, dan waktu pelaksanaannya bisa kapan saja.
Saya juga mulai mengubah pola makan sehari-hari. Segelas air putih hangat berseling smoothy buah menjadi pembuka untuk mengawali aktivitas setiap pagi. Untuk makanan berat, wajib ada menu sayur hijau yang tentunya sarat akan serat, mineral, dan vitamin.
Alhasil, terjadi perubahan signifikan pada kondisi kesehatan saya. Saya merasa jauh lebih sehat dan bugar. Stress pun bisa terkendali.
Dan, yang paling menggembirakan adalah kista-kista tak lagi betah bercokol di dada kanan kiri. Pada pemeriksaan medis terakhir, mereka --- kista-kista itu sudah pergi, lenyap, hilang tanpa bekas entah ke mana.
Alhamdulillah. Keajaiban itu memang benar adanya. Keajaiban, yang tentunya diunduh dari buah kesabaran, keikhlasan, usaha, serta doa-doa.
Ngomong-ngomong, keajaiban apa yang sudah Anda peroleh hari ini? Jika ada, jangan segan untuk berbagi kisahnya, yaa...
Salam sehat!
***
Malang, 02 Desember 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H