Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tembuni-Tembuni

23 September 2022   21:21 Diperbarui: 24 September 2022   07:20 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di halaman sebuah rumah yang menghadap ke arah terbit matahari, telah tertanam tembuni-tembuni. Tumbuh dan berkembang bersama harap, cinta, dan kasih sayang.

Kala pagi tiba tembuni-tembuni itu meluruh merupa tetes-tetes embun. Bila malam menjelang mereka menjelma menjadi bait-bait doa nan merimbun.

Kelak. Jika saatnya tiba, tembuni-tembuni itu akan bangkit. Memelukku. Mengajakku berdansa dan berkata, "Jangan menangis lagi. Biarkan air mata tergantikan rintik hujan. Biarkan angin mengabarkan pada para pengelana tentang indahnya sebuah rumah. Yang pintu dan jendela-jendelanya hingga kini masih dibiarkan terbuka."

Di halaman sebuah rumah, aku pernah menyaksikan satu per satu tembuni-tembuni itu tumbuh dan tiada henti mengingatkan; agar hati jangan lelah untuk belajar tabah.

***
Malang, 23 September 2022
Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun