Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak Hujan (3)

8 September 2022   05:19 Diperbarui: 8 September 2022   05:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nationaltoday.com/rain-day/


Katamu, aku ini terlahir dari rahim hujan. Hasil perselingkuhan antara matahari dan air laut. Itu sebab hati dan mataku selalu basah.

Tapi kenyataan tidak begitu. Hujan adalah ciptaan Tuhan paling setia. Ia hanya mencintai satu kekasih; tanah.

Lantas dari mana aku bermuasal? 

Aku terlahir dari keping-keping cinta yang menyatu, kala hujan jatuh di atap sebuah rumah yang penyangganya nyaris runtuh.

Katamu kemudian, "Oh, jika begitu kau lebih pantas jadi kekasih hujan. Karena di dadamu terlihat begitu banyak gerimis."

***
Malang, 8 September 2022
Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun