Sekawanan hujan singgah di pelipis jendela kamar.
Memberi kabar tentang langit yang baru saja kehilangan lampu pijar.
Para bidadari terkesima
memandang sekawanan hujan yang riuh bercerita. Hingga malam jatuh tersungkur di pelataran waktu. Dan kidung tonggeret tergantikan tangis bocah yang kehilangan puting susu.
Sekawanan hujan memilih berlalu pergi. Meninggalkan jejak basah; di dada bebatuan, di pipi rerimbun daun, di punggung lembah. Juga di sudut hati seorang perempuan yang berkali tersedak sepi.
***
Malang, 6 September 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI