Pagi beranjak dari mata ibu. Mengalir ke seluruh tubuh. Bertahan di garis lengkung senyumnya.
Mata ibu bercahaya. Sehangat matahari. Meluruhkan embun-embun.
Kepul asap dari tungku dapur berlomba dengan irama detak jantung ibu. Secangkir kopi untuk bapak, semoci teh manis untuk anak-anak, adalah wujud persembahan kasih paling paripurna.
Pagi berakhir bersama peluh di sekitar kantung mata ibu. Menguarkan wangi doa-doa. Melapangkan jalan bagi sesiapa. Yang berjuang menaklukkan dunia. Hari ini.
Dan esok, pagi akan dimulai; masih, dari mata ibu.
***
Malang, 01 Maret 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!