Terkutuklah aku. Yang memilih jatuh cinta hanya kepadamu. Dan aku, sama sekali tak menyesal meski harus terlahir berulang. Lalu hilang. Ditelan musim yang tak tertera pada rahim waktu.
Di hari lahirku yang kesekian. Langit baru saja mencuri senja dari matamu yang cerlang. Kabut perlahan menyisih. Ganggang merah meliuk menirukan tarian ombak.
Ada yang luput dari sentuhan angin. Seekor camar. Terbang merendah. Sayapnya luka.
Sungguh, benar-benar terkutuklah aku! Karena bersikukuh jatuh cinta --- Â hanya kepadamu. Dan membiarkan seekor camar;Â mati. Berkubang pasir yang didulangnya sendiri.
***
Malang, 11 Februari 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!