Pada langit yang diriuhi sunyi, aku menitipkan sepotong hati
(Lingsir)
***
Bag.5
Purnama di Langit Lembah
Malam beranjak sangat lambat. Sementara jilat api unggun perlahan mulai meredup. Menyisakan potongan-potongan bara yang memerah.
Diar baru saja menenangkan Nilam dan membujuk gadis itu untuk masuk kembali ke dalam tenda, mengabaikan suara-suara yang berapa waktu lalu sempat didengarnya.
"Tidurlah. Tak perlu takut apa pun. Lolong serigala sudah biasa terdengar di lembah sunyi seperti ini."
Karena tidak ingin berdebat di tengah malam buta, Nilam akhirnya memilih menurut. Ia berdiri, masuk ke dalam tenda, menyatukan tirainya yang sejak tadi dibiarkan terbuka.
Tapi sebelum benar-benar mengatupkan resleting pintu tenda, ia menyempatkan diri mengintip keadaan di luar. Pandangannya menyapu sekeliling. Dimulai dari menatap sosok Diar, tunangannya yang duduk di dekat api unggun membelakanginya, lalu beralih ke rimbun pepohonan yang berdiri gagah bak raksasa jumawa, dan berhenti pada langit yang --- oh, ia terperangah.
Ia baru menyadari, malam itu langit sedang dihiasi bulan purnama. Purnama di langit lembah! Sungguh indah. Ia terkesima.