Sesekali kita perlu bertikai kecil untuk menghidupkan api unggun di sudut kamar yang nyalanya mulai meredup
Dan aku akan memberi kesempatan padamu memantik geretan lebih dulu
Agar hormon oksitosin di tubuhmu, juga maruahmu sebagai lelaki tetap terjaga
Sebab bagaimanapun juga engkau adalah imamku
yang pernah membuatku tenang, terlelap di atas ranjang doa-doa
Kadangkala tak ada salahnya kita berdebat kecil tentang sesuatu yang remeh temeh
Semisal; tentang ketidaksukaanku pada rambut yang tumbuh liar di sekitar pipi dan dagumu
Dan kau, usai menghabiskan secangkir kopi tanpa gula akan gegas mengibarkan bendera warna putih sembari berseru riang, "Aku budakmu sekarang! Di bawah kaki gunting yang kaugenggam aku menyerah kalah."
Lalu menarilah jemari tanganku di sepanjang lekuk wajahmu yang tirus
Terkadang kita memang butuh bertengkar kecil seperti bocah berebut satu dua mainan
Untuk sekadar menggerakkan bibir yang sekian lama terkatup bisu
Juga untuk menghujani hati yang kerontang dilanda rindu yang kemarau
Dan, kupastikan
di akhir pertengkaran kecil itu aku akan meminta kedua mataku untuk segera mengantuk
Agar ada alasan untuk segera menukar daster lusuh dengan baju tidur, agar pula bibirku yang gemetar punya kesempatan berbisik lirih di telingamu
Apakah kau siap menuang wine Penfolds Grange Hermitage 1951 yang masih tersimpan rapi di samping rak buku?
***
Malang 23 Mei 2021
Lilik Fatimah Azzahra