Cahaya siapa yang memantul gemerlap pada dinding sunyi senyap? Jika itu cahayamu, sini biar aku tangkap!
Aih, lama nian hatiku dikelabui gelap
Cahaya siapa yang tak kunjung henti menari-nari di pelupuk mata?
Jika benar itu adalah cahayamu
Kuingin mengadakan pesta kecil sebagai penyambutan
Cukup dihadiri separuh wajah bulan, dan ditemani secawan kopi tiamÂ
Jangan heran, aku sendiri yang turun menjadi baristanya
Oh, cahaya siapakah itu yang berpendar dari tubuh kunang-kunang usai hujan melepas jubah tempiasnya?
Cahaya yang menyusup nakal ke dalam pori-pori kulit hingga jantung
Lalu lantang membacakan sajak-sajak para pemilik rindu yang nyaris mutung
Duhai, cahayamu-kah yang datang bertubi mencuri mimpi-mimpi? Jika bukan, izinkan aku melanjutkan perjalanan; tidur lelap
Dan, biarkan pagi membangunkan(ku) setelah seribu satu tahun waktu terlewat
***
Malang, 17 Februari 2021
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI