Terlalu lama kita duduk mencuri dengar detak-detak sepatu hujan
Merupa tik-tok di kaca jendela, di lorong-lorong, di pelataran, juga di pelupuk mata yang semalam enggan terpejam
Mereka, hujan-hujan bersepatu itu menari
Dengan gerakan yang hanya bisa dimengerti oleh para penikmat sepi
Terlalu naif kita menerjemahkan arti detak sepatu hujan
Langit sedang berkabung, kata pemilik hati yang dirundung murung
Hati yang lain menyanggah; Bukan! Detak sepatu hujan adalah irama detak jantung kita yang tertinggal entah di mana
Mungkin di persimpangan jalan, di atap rumah tua, atau di dada licin rel kereta
Ah, terlalu sibuk kita menghitung seberapa banyak suara detak sepatu hujan
Sementara kita lupa, usia terus merambah
Tak sedetik pun sudi dicegah
Pagi ini detak sepatu hujan kembali meriuh
Sebelum tukang sayur renta terseok menepikan gerobaknya yang masih penuh
***
Malang, 15 Februari 2021
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI