Dear diary ...
Seminggu belakangan mendadak aku merasakan sekujur tubuh ini greges, kepala kliyengan, tenggorokan sakit, sulit tidur, dan perut terasa mual.
Waduh, gejala apa ini?
Usut punya usut, kiranya aku tengah mengalami gejala Psikosomatik Coronavirus. Hah? Gejala apa pula itu?
Begini, diary-ku, sayang. Sebagai seorang yang setiap hari berkutat membantu dokter melayani pasien, terutama di masa pandemi seperti ini sedikit banyak psikologisku kerap terpengaruh oleh kecemasan berlebihan. Kecemasan berlebihan inilah bisa dikategorikan sebagai gangguan Psikosomatik.
Lah, gangguan Psikosomatik Coronavirus yang kualami pasti ada pemicunya. Iya, betul. Apa yang kurasakan "seolah-olah" aku terpapar virus Corona, padahal tidak, pemicunya adalah ketika menghadapi pasien yang nakal.
Pasien nakal, memang ada? Ada, dunk! Mereka itu adalah pasien-pasien yang sesungguhnya sudah tahu bahwa dirinya terpapar virus Corona tapi berusaha menyembunyikan alias tidak mau berterus terang.
Jadi?Â
Iya, diary. Begini ceritanya. Berdasarkan pengalaman, saat menghadap dokter, mereka --- para pasien nakal itu mengaku kondisinya mengalami sakit ringan, hanya kurang enak badan. Saat ditanya ini itu oleh dokter mereka menjawab tidak jujur. Padahal dari penampakan fisik patut dicurigai.
Lantas?
Dokter tentu saja tidak percaya begitu saja. Usai melakukan pemeriksaan secara teliti mereka diminta untuk melakukan cek laboratorium dan test swab. Hasilnya? Sudah bisa ditebak. Positif Covid!