Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sang Buzzer

20 Januari 2021   20:03 Diperbarui: 20 Januari 2021   20:26 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali pada kekagumannya terhadap sosok Hiwal.

Dengan hanya mengunggah kata-kata tajam di media sosial, Panut melihat kehidupan Hiwal berkembang begitu pesat. Ia bahkan sudah memiliki apartemen bergengsi di kawasan elit, mobil bagus dengan sopir pribadi yang siap mengantar jemput ke mana saja ia mau. Juga seorang istri cantik yang setia mendampingi. Sungguh, nikmat betul hidup si Hiwal saat ini. 

Panut menelan ludah.

Panut pun tergerak untuk segera memulai mengikuti jejak Hiwal. Diawali dari membuat akun baru di medsos pribadinya, lalu mengunggah sederet kalimat puja puji terhadap tokoh elit politik yang membayarnya. Kemudian menyelipkan sepatah dua patah ujaran kebencian terhadap pihak yang dianggap oposisi.

Awalnya Panut merasa risih saat membaca kalimat-kalimat bernada miring yang diunggahnya sendiri. Duh, masa sih harus begini amat demi memenuhi tuntutan perut?

Namun seiring dengan berjalannya waktu, Panut mulai terbiasa. Ia bahkan menikmati manakala mengetahui setiap unggahannya selalu dibanjiri pengunjung. Adu argumen antar pembaca, hujatan pedas yang ditujukan pada dirinya selaku pengunggah, menjadi menu santapannya sehari-hari.

Namun sebagai buzzer pantang baginya membalas komentar-komentar yang berhamburan itu. Tugasnya hanya satu; menulis sesuai pesanan, lalu mendapat bayaran, titik.

Persetan dengan netizen yang mudah terprovokasi!

Dan, ketika orang-orang di dunia maya sibuk beradu mulut tentang kalimat yang sengaja diunggahnya, yang bisa jadi diragukan kebenarannya, apa kira-kira yang sedang  dilakukan Panut?

Rupanya lelaki bujang lapuk itu tengah sibuk membersihkan makam Ayah dan Ibunya yang letaknya berdampingan. 

Di hadapan pusara kedua orangtuanya Panut membisikkan janji. Kelak jika pandemi berakhir ia ingin kembali ke pekerjaannya semula. Yakni berdagang batik keliling. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun