***
Nona Anne duduk dengan wajah gelisah. Sesekali matanya yang bulat mengarah ke arah jendela.
"Waktu saya tidak banyak, Miss Sherlick. Tapi saya menyempatkan diri untuk menemui Anda."
"Silakan Nona." Aku menggeser kursi. Menatap wajah perempuan muda itu dengan seksama. Jhon paham betul kebiasaanku ini.
"Seperti yang sudah saya ceritakan pada Anda, saya akhirnya menerima tawaran bekerja sebagai pengasuh balita dengan gaji yang sangat menggiurkan itu. Majikan saya---Tuan Baron dan istrinya memperlakukan saya dengan baik. Sampai..."
"Lanjutkan," aku memicingkan mataku sedikit.
"Sampai mereka meminta saya memotong rambut pirang saya."
***
Setelah kepergian Nona Anne, Jhon tertawa lebar. Menurutnya tidak ada hal istimewa dari kedatangan perempuan muda itu. Begitu pula dengan cerita yang disampaikannya.
Di sinilah kelemahan Jhon. Sepupuku itu selalu beranggapan bahwa sebuah kasus harus dimulai dari peristiwa yang rumit. Bukan yang sederhana.
Anggapan itu jelas-jelas sangat berseberangan dengan pemikiranku.
Kembali ke Nona Anne.Â
Gaji tinggi untuk pekerjaan yang tidak terlalu berat? Ditambah ongkos potong rambut yang akan diganti dengan separuh gaji?Â