Katanya. Setiap rumah pasti ada penunggunya. Berwujud makhluk halus. Untuk yang satu ini Anda boleh percaya boleh tidak.
Seperti halnya saya. Beberapa kali diingatkan jikalau rumah lawas yang saya tempati bersama anak-anak---konon ada juga penunggunya. Dan uniknya, penunggu rumah itu, masih katanya, sangat menyerupai diri saya.
Duh, kenapa pula harus menyerupai saya? Apa istimewanya saya ini hingga makhluk tak kasat mata pun iseng mendo-mendo menjadi diri saya?
Semula saya tidak mempercayai perihal yang menurut saya tidak masuk akal itu. Sampai suatu hari, seorang pemuda---sebut saja namanya Firdaus, yang indekos di depan rumah, menceritakan kejadian yang ada sangkut pautnya dengan diri saya.
Kisahnya begini. Hampir setiap malam Firdaus dan teman-temannya jagongan di rumah kakak saya yang letaknya beberapa meter dari rumah saya.
Firdaus dan teman-temannya biasanya main kartu sampai jauh malam, dan baru membubarkan diri jikalau si tuan rumah menyatakan sudah ingin pergi tidur.
Suatu malam usai jagongan Firdaus sengaja memisahkan diri dari teman-temannya. Ia tidak langsung pulang. Melainkan masih ingin melanjutkan menikmati sisa puntung rokok di tangannya.
Firdaus lalu memilih berjongkok di dekat pagar rumah saya yang kebetulan malam itu lupa saya tutup.
Saat asyik mengisap dan mengembuskan asap rokok itulah, tiba-tiba Firdaus merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.
Firdaus baru hendak beringsut ketika tahu-tahu seseorang yang berdiri di belakangnya itu sudah memeluknya dari belakang.
Firdaus terhenyak. Buru-buru dibuangnya sisa puntung rokok yang tinggal sedikit. Lalu melirik ke arah tangan yang menangkup erat di pinggangnya itu.