Saya tertegun beberapa saat seraya mengucek mata berkali-kali. Tersebab masih mengantuk saya sempat berpikir barangkali saya sedang bermimpi.
Saya kembali mengucek kedua mata seraya mencubit lengan sendiri keras-keras. Terasa sakit. Berarti saya tidak sedang bermimpi.
Akan halnya mahluk tak berwajah itu mendadak ia bergerak. Maju selangkah demi selangkah dengan jeda sekitar sepuluh hitungan menuju ranjang di mana saya masih terlentang bersama si kecil.
Dan, ketika mahluk tinggi besar itu tinggal satu langkah lagi sampai di ranjang saya, spontan saya melompat bangun. Berlari menuju ruang tamu. Meninggalkan si kecil seorang diri di dalam kamar.
Saya tidak berani masuk kamar sampai suami pulang. Saya menunggu di ruang tamu, menyalakan televisi keras-keras untuk mengusir rasa takut.
Untunglah tak lama kemudian terdengar suara motor memasuki halaman rumah. Saya gegas membuka pintu. Menyongsong suami dengan perasaan lega.
Saat merangkul pundak saya, tahulah suami kalau tubuh saya gemetar. Suami lantas menginterogasi, menanyakan apa yang sudah terjadi.
Dengan terbata-bata saya bercerita bahwa saya baru saja disambangi oleh mahluk berwujud aneh. Suami segera tanggap. Lalu mengambil air wudhu. Sholat sebentar. Selanjutnya, usai menjalankan sholat ia membaca doa-doa seraya berjalan mengitari rumah.
Bagaimana dengan bayi saya? Entahlah. Saya baru berani melihatnya setelah dituntun suami menuju kamar tidur. Dalam hati sungguh saya sangat menyesal karena sudah meninggalkannya sendirian.
Untunglah si bayi dalam keadaan baik-baik saja. Masih belum terjaga dari tidurnya yang pulas.
Suatu hari ketika bertemu pemilik rumah sebelumnya, saya mendengar cerita bahwa dulu istri si empunya rumah pernah juga mengalami hal yang sama, disambangi mahluk halus sejenis genderuwo yang menyamar sebagai suaminya. Si ibu baru menyadari ketika suaminya yang asli pulang dan mengetuk pintu.