Ketika orang-orang memilih langit senja sebagai tempat untuk mencurahkan segala resah, aku lebih memilih membuka lanskap pagi. Memandikan matahari. Mendandaninya sedemikian rupa. Agar ia tampil memesona saat burung kedasih mengajaknya bertemu dan bersitatap mata.
Ketika orang-orang memilih hujan sebagai tempat untuk melarung luka dan kenangan, aku lebih memilih menjaring rembulan. Menggantungkannya di sudut ruang hati. Membacakan ia buku cerita. Tentang seorang perempuan yang menikahi sepi hingga melahirkan anak-anak sunyi.
Ketika orang-orang sibuk memikirkan bagaimana cara termudah membangun sebuah istana cinta, aku lebih memilih pergi mengembara. Mencari keberadaanmu yang entah. Menjumputi satu persatu rinduku yang tumpah di atas permukaan air telaga. Lalu membiarkan waktu. Menelan mentah-mentah sisa usiaku.
***
Malang, 16 Agustus 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H