Aku tak bisa membayangkan, jika aku sampai berhenti mencintaimu; bisa saja langit senja tak lagi menyuguhkan semburat merah sangit. Atau, air laut seketika memilih berubah rasa dari asin menjadi pahit.
Berhenti mencintaimu? Ah, kurasa itu hal yang muskil kulakukan. Kamu tahu, bukan? Bertahun aku belajar untuk jatuh cinta (lagi). Setelah seseorang dengan kebodohannya---lebih bodoh dari aku, memilih untuk berlalu pergi.
Sungguh. Aku tak ingin berhenti mencintaimu. Meski hanya sekedipan mata saja. Karena dengan mencintaimu hari-hariku terasa jauh lebih baik. Pagiku membentang indah. Bunga-bunga di taman kembali tersenyum rekah. Burung-burung di atas dahan berebut melantunkan tembang tentang hati yang kasmaran. Dan, hujan di pelataran menari riang tanpa menyisakan genangan sedu sedan.
Mungkin. Selamanya aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu. Sampai degup jantung di dada memutuskan untuk berhenti. Sampai jiwa raga ini mengalami ribuan kali reinkarnasi.
***
Malang, 07 July 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI