Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Klepon Masuk Istana

25 Juli 2020   07:24 Diperbarui: 25 Juli 2020   07:24 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: liputan6.com

Terompet ditiup nyaring. Dua orang punggawa berjalan gagah mengelilingi wilayah kerajaan, menyampaikan sebuah kabar gembira.

"Perhatian! Perhaaaatiiiiaaaan...! Telah dibuka sayembara memasak kue untuk para gadis. Pemenangnya akan diangkat sebagai menantu Ibu Ratu!"

Kabar tersebut meluas dengan cepat.
Beberapa gadis bahkan langsung berhambur masuk ke dalam rumah. Menemui ibu-ibu mereka dan memaksa untuk diajari memasak aneka ragam kue, hari itu juga.

Kecuali Gayatri. Ia menyambut woro-woro kerajaan yang terhitung langka itu hanya dengan tersenyum kecil . 

Menjadi menantu Ibu Ratu? Semua pasti ingin.
Tapi Gayatri menyadari bahwa dirinya tidak pantas ikut tampil dalam ajang bergengsi tersebut. Masalahnya, ia gadis miskin. Sebatangkara pula.

"Ayolah, Tri. Tidak ada salahnya ikut mencoba, bukan?" Joko Lelono mencoba memberi semangat kepada teman baiknya itu. "Ini kesempatan emas bagimu. Kapan lagi bisa bersanding dengan Pangeran Ozzy yang tampan tapi...mm, agak bandel itu."  

Gayatri menatap Joko Lelono---pemuda yang tidak jelas asal usulnya itu dengan mata tak berkedip. "Agak bandel bagaimana?"

"Ya, bandel saja!"

"Ah, pasti kamu cemburu. Sebab Pangeran Ozzy jauh lebih tampan dari kamu!"

Mendengar kata-kata Gayatri, sontak Joko Lelono tertawa lebar.

***
Sayembara memasak kue resmi dibuka. Pesertanya membludak. Para gadis di seantero negeri datang berbondong-bondong mempersiapkan diri, mencoba peruntungan agar bisa terpilih menjadi menantu Ibu Ratu. 

Mereka---para gadis itu tampil ke istana dengan mengenakan pakaian terbaik dan berhias secantik mungkin.

Di antara para gadis tampak pula Gayatri. Ia berdiri di barisan paling belakang. Wajahnya murung. Hatinya masih diliputi rasa minder. Hanya dirinya yang tampak tampil sederhana. Apa adanya. Sebab selain tidak pandai bersolek, ia memang tidak memiliki pakaian bagus untuk dikenakan.

Waktu terus bergerak. Satu persatu peserta lomba maju unjuk kebolehan. Mereka berupaya memikat hati Ibu Ratu dengan memasak aneka kue lezat terbuat dari bahan-bahan istimewa.

Akan halnya Gayatri. Gadis itu hanya membawa bahan-bahan sederhana. Dua butir ubi ungu yang sudah dikukus hasil panen sendiri; dua sendok makan tepung kanji; satu gundu gula aren yang sudah diiris halus; selembar daun pandan; dan sejumput parutan kelapa.

Ketika tiba gilirannya maju, Gayatri dengan terampil menumbuk ubi ungu yang sudah matang di dalam satu wadah hingga halus. 

Kemudian ditaburkannya tepung kanji, diuleninya kedua bahan sampai merata. Setelah tercampur rata, diambilnya adonan ubi ungu itu barang sesendok demi sesendok untuk dipipihkan di atas telapak tangannya.

Selanjutnya Gayatri mengisi pipihan itu dengan sedikit irisan gula merah. Lalu dibentuknya pipihan tersebut menjadi bulatan-bulatan gilig yang bagus dan seukuran.

Terakhir, Gayatri menjerang air dan daun pandan hingga mendidih. Dimasukkannya bulatan-bulatan ubi ungu itu satu persatu hingga klelep di dalam jerangan air.

Gayatri menunggu beberapa menit sampai bulatan ubi tersembul dan mengambang di atas permukaan air, sebagai pertanda bahwa kue buatannya sudah matang dan siap diangkat untuk ditiriskan.

Waktunya ia menunjukkan kue buatannya ke hadapan Baginda Ibu Ratu. Tapi sebelum itu Gayatri tidak lupa menaburkan sejumput parutan kelapa sebagai topping.

Mulanya Ibu Ratu tampak ragu. Tapi setelah mencium aroma wangi pandan yang menguar dari balik tumpukan bulatan ungu di hadapannya, tangan Ibu Ratu pun terulur. Dicomotnya sebuah kue, dan---Ibu Ratu terpekik kaget. Bulatan itu meletus dahsyat di dalam mulutnya.

Ibu Ratu nyaris murka. Tapi setelah merasakan sensasi lezat kue bulat berwarna ungu itu, wajah tuanya mendadak berubah.

"Amboi, beri tahu aku. Kue apakah ini? Rasanya sungguh sangat nikmat!" Ibu Ratu menatap takjub ke arah Gayatri.

Ditanya dan ditatap seperti itu, Gayatri gugup. Masalahnya, ia lupa memberi nama kue buatannya itu.

"Ibunda Ratu, kue itu namanya kue klelep on. Kue yang tersembul dari dalam air ketika sudah matang." Putra Mahkota---Pangeran Ozzy membantu menjelaskan.

"Woow, nama yang unik. Klepon!" Ibu Ratu berseru gembira. Kiranya Ibunda Pangeran Ozzy itu telah salah dengar. Klelep on diubahnya menjadi klepon.

"Aku suka kue ini. Sangat suka! Dan, kuputuskan gadis inilah pemenangnya!" Ibu Ratu melanjutkan. Sayembara pun dinyatakan bubar.

Tapi lihatlah Gayatri! Gadis itu tampak kesal bukan main. Apa sebab? Ternyata Pangeran Ozzy yang berdiri di samping Ibu Ratu, yang sedari tadi tersenyum-senyum nakal ke arahnya, tidak lain dan tidak bukan adalah---si Joko Lelono.

***
Malang, 25 July 2020
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun