PCR untuk memastikan diagnosis Covid. Sedangkan Rapid Test hanya untuk mengetahui sejauh mana perjalanan penyakit berlangsung.
Intinya: Pemeriksaan Rapid Test tanpa PCR adalah hal yang mustahil!
Duh. Jadi teringat lagi, nih. Beberapa hari lalu, datang pasien, seorang ibu berusia 60an. Si ibu diantar anak menantunya. Mengaku baru opname di sebuah Rumah Sakit, dan ia memilih pulang paksa alias kabur.
Waduh, apa sebab? Si ibu katanya sudah di-Rapid Test. Hasilnya negatif. Anehnya, kondisi si ibu yang batuk-batuk kecil tanpa disertai gejala mencurigakan lainnya, seperti; sesak napas, demam, pneumonia, eh, malah dicurigai terpapar virus. Lalu si ibu  dipindahkan ke ruang isolasi.
Lah, yang jadi pertanyaan, darimana bisa tahu ada virus tanpa melakukan PCR? PCR dulu, dunk. Baru bisa memastikan apakah si ibu terkena virus atau tidak.
Kita tidak bisa ujug-ujug memvonis seseorang terjangkit virus Corona, guys. Ada tahapan yang harus dilewati.
Ini, nih, bocoran tahapannya.
1. Early Warning Score.Â
Dikatakan sangat mungkin menderita Covid-19 jika Score-nya lebih dari 10.Cara menghitungnya bagaimana? Silakan simak tabel contoh di bawah ini:
- Hasil CT pneumonia - skor 5
- Riwayat kontak covid - skor 5
- Demam tinggi > 38,5 °C -skor 3
- Usia > 44 tahun - skor 1
- Pria - skor 1
- Sumer 37,8 - skor 1
- Batuk, pilek, sesak napas - skor 1
- Hasil tes darah Neutrofil+Limfosit lebih dari 5,8 - skor 1
Nah, berdasarkan tabel di atas, total score lebih dari 10. itu berarti orang tersebut positif menderita Covid.