Suatu pagi di akhir bulan Juni. Tiba-tiba aku ingin berubah menjadi bunga sepatu. Yang tumbuh liar di halaman. Agar saat kaubuka daun jendela kamar, wangiku tidak saja menguar memenuhi ruangan, tapi juga merebak ke seluruh rongga dada, hati, dan juga perasaan.
Atau---mungkin lebih baik aku menjelma menjadi bait-bait puisi? Yang menari-nari di ruang benak kepalamu. Hingga membuatmu insomnia, tidak bisa tidur sebelum menuangkannya ke dalam secarik kertas.Â
Sebab bagimu menulis puisi adalah menghidu sepenggal napas. Yang membuatmu lega, bahagia, serta merasa bebas.
Suatu pagi di akhir bulan Juni, mendadak aku berubah pikiran. Tak ingin lagi menjadi bunga sepatu, atau  menjelma bait-bait puisi indah di ruang benak kepalamu. Aku ingin menjadi Dewi Shinta saja. Agar saat kau bertiwikrama menjadi Rahwana, aku sudah siap kauculik dan kausandera. D istana Alengkapura bersama dekapmu yang ksatria.
Selanjutnya, kita akan bersitatap mata. Lalu bercinta. Dengan hasrat dan gairah paling purba.
***
Malang, 27 Juni 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI