Dari Rahwana untuk Shinta:
Gending lerep-lerep berkumandang, jauh, Adinda. Mengantar dendam kasmaran yang tiada tersampaikan. Asmaradhana; ambil semua hatiku. Jadikan kudapan. Jika suatu hari kamu kehabisan rindu.
Dari Shinta untuk Rahwana:
Di antara nafas beraroma wangi kamboja, Kakanda. Gending lerep-lerep masih berkumandang. Menggauli sunyi.
Para nayaga menabuh gamelan mengiringi satu tembang kehilangan. Megatruh; tapi bukan untuk merayakan kematianmu. Sebab rasamu tak akan pernah mati. Seperti pagi yang hidup lagi, lagi, dan lagi. Meski malam berkali mencoba membunuhnya dengan seribu satu macam tipu daya.
Dariku untuk Kekasihku:
Rahwana. Sang pemilik kesejatian cinta. Sesungguhnya Shinta sangat memujanya. Seperti aku---yang tak pernah bisa berhenti mengagumimu.
***
Malang, 19 Juni 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H