Baiklah, kuberitahu kepadamu. Mengapa aku lebih suka mencium aroma wangi kembang sepatu ketimbang bunga soka. Itu karena engkau pernah menyelipkannya, di atas kedua telingaku. Dan mengajariku bagaimana memaknai filosofi yang terkandung di setiap kelopaknya.
Hibiscus rosasinensis---katamu. Adalah simbol kecantikan para peri. Bukan bidadari. Lambang kesederhanaan. Bukan kemegahan.
Sejak dahulu kala, ketika para pengelana tersesat di hutan belantara, dan tak ingat jalan menuju pulang, bunga sepatu menjadi penyuluh paling diandalkan. Menggantikan tugas sepasang kunang-kunang yang mulai menua dan kelelahan.
Juga, ketika Cleopatra merindukan Antonius kekasihnya, dan tak tahu mesti berbuat apa, bunga sepatu mampu memberi penghiburan bagi hati puan yang dilanun kesepian.
Baiklah, sekali lagi kuberitahu. Mengapa aku lebih suka mencium aroma wangi kembang sepatu daripada bunga yang lainnya. Itu karena aku, sedang jatuh cinta. Kepadamu.
***
Malang, 20 Mei 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H