Sajak-sajak malam berjatuhan
Seperti bintang kemukus bertabrakan dengan meteor
Dunia berpintu-pintu ke segala arah
Seperti sulur bougenville
Terdiam aku
menetap di sepimu
Pohon-pohon sekarat
akarnya tercerabut oleh sunyi
Dan, desah itu
telah lalu
Yang tertinggal hanya mata suram lampu jalanan
Berkedip
Memberi kerling pada satu dua penjaga gudang
yang seharian menatap kosong entah
Esok mungkin sepi ini masih ada, bisikmu, tidak di telingaku, tapi di sudut bibirku yang basah oleh keringat
Udara membaui angin
Angin menciumi pokok-pokok dedaunan yang mendingin
Kau benar
Sepi itu masih ada
Tapi tak harus menunggu sampai esok
Malam ini juga
aku memilih, beku
***
Malang, 18 April 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H