Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perempuan yang Tenggelam Dalam Pusaran Hujan di Matanya

6 April 2020   05:42 Diperbarui: 6 April 2020   05:55 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock


Baginya, hujan semirip lemari tua. Yang memiliki banyak laci untuk menyimpan beragam buku cerita rahasia. Juga, tempat paling aman untuk menyembunyikan segala perasaan. Tentang cinta, rindu, serta perihal gugurnya harapan-harapan yang tak sempat tersampaikan.

Kadangkala. Ia melihat hujan sebagai teman seperjalanan paling bisa diandalkan. Yang tak segan membawakan berlembar-lembar helai sapu tangan. Untuk sekadar menyeka airmata. Dari sudut mata yang menua akibat terlalu sering disinggahi dan dipecundangi oleh luka.

Suatu ketika. Ia menyaksikan hujan bertiwikrama menjadi pelakon seni drama. Di atas punggung senja mereka mempersembahkan kisah paling absurd dan istimewa. 

Diiringi orkestra sunyi, perempuan itu memutuskan untuk ikut menari. Lalu menenggelamkan diri dalam pusaran air. Hanyut sampai ke tepian waktu paling hilir. 

Hingga langit lupa bahwa ia pernah ada. Hingga musim amnesia bahwa ia pernah terlahir prematur ke dunia.

***

Malang, 06 April 2020

Lilik Fatimah Azzahra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun