Usai mengamati dengan seksama, dokter menduga ada gejala pneumonia. Dokter lalu menjelaskan secara detil seputar penyakit itu.
Belum usai dokter berbincang-bincang, terdengar ponsel berdering. Ketika diangkat ternyata dari Ibu si pasien.
Saya yang sedang mencuci alat-alat medis habis pakai, ikut mendengar percakapan mereka---antara si Ibu dan dokter. Saya juga sempat melihat keterkejutan dokter ketika mendengar Ibu si pasien menyampaikan berita bahwa suaminya baru saja meninggal dunia.
"Apa?! Suamimu meninggal dunia? Kapan?"
"Empat hari lalu dokter."
"Kenapa? Terkena serangan jantung?"
"Bukan dokter. Sesak napas. Tapi isu yang beredar suami saya terjangkit virus Corona."
Mendengar itu dokter tampak sangat terkejut. Lalu gegas membuka buku yang berisi track record selama suami si Ibu menjadi pasiennya.
"Siapa yang bilang suamimu terkena Corona? Menurut catatan di buku ini, suamimu menderita penyakit komplikasi. Jantungnya bermasalah, paru-parunya terganggu, tekanan darahnya tinggi, gulanya juga."
Panjang lebar dokter menyampaikan riwayat kesehatan almarhum.
"Menduga seseorang terkena virus Corona itu perbuatan jahat. Apa sudah ada bukti otentik?" Dokter mulai emosi.