Suatu hari yang terlintas di dalam pikiranku;
aku ingin duduk di dekat jendela. Merajut kaus kaki dan seperangkat baju hangat. Untukmu. Sembari menyaksikan sekawanan burung elang melintas beriringan di atas permukaan air laut. Dimana senja dan matahari baru saja mendekatkan wajah, saling berpagut.
Suatu hari yang terlintas di dalam pikiranku;Â
aku ingin menyeduhkan secangkir kopi. Untukmu. Meramunya dengan remahan biji anggrek bulan. Yang kutanam di sudut pekarangan. Dimana pagi mulai singgah. Membawa kabar berita. Bagi para pejuang cinta yang terlalu jemawa untuk dikalahkan.
Suatu hari yang terlintas di dalam pikiranku;
aku ingin bersandar tenang di pundakmu. Menikmati senyum riang yang kautitipkan di sepanjang bait-bait puisimu. Mendengarkan degup kencang yang meletup-letup di seruang rongga dadamu. Hingga aku tertidur. Dan terjaga saat kurasakan bertubi kecupan mendarat lembut di sudut bibir dan di ujung kedua kelopak mataku.
***
Malang, 19 Januari 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H