Deborah memutar badan. Ron tidak menyahut. Pemuda itu hanya mengangguk kecil.
***
Kali ini Deborah memilih menggunakan lift untuk membawanya ke lantai 2. Hanya sekejap pintu otomatis itu terbuka. Ia keluar dengan langkah terburu dan nyaris bertabrakan dengan seseorang.
"Kau!" Deborah menahan pekik. Sesorang menghadangnya. Lalu meletakkan telunjuk jarinya pada bibir gadis itu. Meminta agar Deborah tenang.
Orang itu menyentuh lengan Deborah, menekan angka 3 pada dinding lift dan membimbingnya masuk lagi.
"Anak buahku sudah mulai menemukan titik terang. Kau temani saja kakak sahabatmu itu sampai semua beres." Orang itu bicara setengah berbisik di telinga Deborah. Deborah mengangguk.
"Laquita selamat, bukan?" Deborah menatap sosok yang berdiri gagah di hadapannya---dengan pandang penuh harap.
"Yakinlah ia selamat dan segera ditemukan. Sekarang kembali ke kamar gadis itu. Aku akan membutuhkan lebih banyak informasi darimu," sosok itu menyentuh ujung dagu Deborah. Lembut.
Lift kembali meluncur ke bawah. Berhenti di angka 2. Begitu pintu terkuak, Deborah bergegas keluar setelah terlebih dulu mengangguk ke arah sosok yang masih berdiri di dalam lift.
Deborah berjalan melenggang menuju kamar Inta. Ia tersenyum. Kiranya petugas penginapan sudah membetulkan letak angka 9 kembali ke angka sebenarnya, 6.
Diraihnya kunci dari dalam saku jaket. Kemudian membuka pintu kamar perlahan. Dilihatnya Inta masih terlelap. Suara dengkurnya terdengar halus.